
MANTAN Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan pesan kepada ribuan wisudawan Universitas Indonesia (UI) dalam upacara kelulusan. Ia menekankan bahwa para sarjana lulusan UI harus hadir sebagai solusi bagi bangsa, bukan menambah persoalan.
"Sebagai alumni UI, anda bukan masalah. Tapi anda harus menyelesaikan masalah. Masalah ekonominya, masalah sosialnya, masalah politiknya. Jadilah orang yang bukan masalah, tapi menyelesaikan masalah," kata Jusuf Kalla dalam pidatonya di acara Wisuda Universitas Indonesia, Kamis (11/9).
JK menilai bahwa wisuda bukanlah akhir perjalanan, melainkan pintu kemandirian. Setelah menempuh pendidikan panjang sejak bangku sekolah hingga perguruan tinggi, kini para lulusan dituntut memanfaatkan logika, ilmu, dan kerja keras di dunia nyata.
Menurutnya, tantangan utama yang dihadapi sarjana saat ini adalah ketersediaan lapangan kerja di tengah keterbatasan pemerintah, stagnasi dunia usaha, serta ketatnya kompetisi global. Oleh karena itu, JK mendorong wisudawan untuk tidak sekadar mencari pekerjaan, tetapi juga berani menciptakan lapangan kerja baru.
"Bekerja dengan sukses profesi memang pada keadaan ekonomi bangsa seperti ini tidaklah mudah. Tapi tantangan yang lebih penting ialah anda sendiri yang menciptakan pekerjaan. Dalam sejarah dunia, orang-orang terkaya justru berinovasi saat masih mahasiswa, seperti Bill Gates atau Mark Zuckerberg," jelasnya.
Lebih lanjut, Jusuf Kalla juga mengiongatkan pentingnya nilai tambah dan semangat inovasi bagi para lulusan. Menurutnya, kesuksesan hanya dapat diraih dengan kerja keras, keberanian mengambil peluang, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan.
"Tidak ada orang yang mulai dari atas. Semua dari bawah. Banyak pengusaha hebat memulai dari hal sederhana, misal menjual telur, menjual koran. Modalnya hanya semangat dan kerja keras," ucapnya.
Ia pun meminta agar para wisudawan berterima kasih kepada orang tua, dosen, dan masyarakat yang telah mendukung pendidikan mereka. Ia menekankan pentingnya membalas budi dengan karya nyata dan keberanian berkompetisi di tingkat global
"Jangan mudah hilang semangat. Anda harus berkompetisi karena negara kita ekonomi terbuka. Anda harus berpikir yang terbaik dan belajar dari negara-negara maju. Jadilah orang yang pintar membalas budi dengan bekerja sebaik-baiknya," tuturnya. (Fik/I-1)