
AUSTRALIA dikenal sebagai negara modern multikultural. Khususnya Melbourne, kota ini kerap dikenal sebagai salah satu kota urban paling layak huni di dunia dengan kualitas hidup yang tinggi.
Namun, di balik citra harmonis itu, tersimpan jejak energi yang belum tuntas. Sejarah panjang perlakuan tidak adil terhadap suku Aborigin meninggalkan luka batin dan kemarahan. Energi itu meski tak kasatmata, masih terasa hingga kini.
Dalam acara Tata Hati Soul Reflection Meditation di Melbourne, Australia, Bunda Arsaningsih, guru meditasi dan peraih dua rekor Muri, mengajak peserta untuk meredam dan menetralkan rekaman energi negatif. "Proses ini dilakukan melalui meminta maaf dan memaafkan. Melalui ini, rekaman energi dapat dinetralkan dan diselaraskan," ujar Bunda Arsaningsih dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9).
Tata hati tidak hanya menyentuh rekaman masa lalu, sambung Bunda Arsaningsih, tetapi juga memberi dampak nyata pada masa kini yakni memperkuat cahaya, cinta, dan energi Tuhan yang hadir di Melbourne. Dari sana, energi positif akan menyebar, dan menyelaraskan energi positif hingga ke seluruh Australia. "Tata hati membawa keharmonisan pada setiap kota yang dikunjungi," tegas Bunda.
Acara ini diikuti 1.621 peserta secara luring dan daring. Sebelumnya acara ini digelar di Denpasar, Solo, Perancis, Italia, Belgia, dan Belanda dengan total mencapai lebih dari 6.900 peserta.
Bunda Arsiningsih menambahkan tata hati bukan sekedar temu wicara biasa, karena dia dapat membawa dampak keharmonisan untuk kota-kota yang dikunjungi dan menebarkan radiasi energi positif ke seluruh dunia.
Kosulat Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania Yohannes Uatmiko Heru Prasetyo, sebagai salah satu peserta mengatakan, mengikuti tata hati merupakan satu pengalaman luar biasa secara personal.
Melalui pengajaran yang dibagikan Bunda Arsaningsih, semua peserta diajak dekat dengan sesama, lingkungan, dan alam menjadi satu harmoni luar biasa untuk kembali menjadi diri pribadi seutuhnya.
Menurut Yohannes, tata hati ibarat momentum spiritual yang berdampak positif untuk merekonstruksi pola pikir yang menghubungkan individu dengan energi Tuhan melalui utusan-Nya, seperti tertuang dalam buku Soul Reflection yang diberikan Bunda Arsaningsih.
"Kami berharap dari program ini menjadi berkah selalu bagi masyarakat Indonesia, terutama diaspora," pungkasnya. (H-2)