
PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui Dinas Koperasi dan UKM menargetkan 100 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut bisa menembus pasar ekspor pada 2025.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kepri Riki Rionaldi menegaskan, program ini merupakan bagian dari strategi pembangunan jangka panjang yang dirancang pemerintah daerah untuk mendorong UMKM naik kelas. Menurutnya, penguatan daya saing tidak hanya ditujukan agar pelaku usaha kecil agar bisa bertahan di pasar lokal, tetapi juga agar mereka memiliki kesiapan menghadapi persaingan internasional.
Dia menilai, UMKM di Kepri memiliki potensi besar karena selama ini sudah teruji menghadapi berbagai dinamika usaha. Mulai dari keterbatasan modal, akses pasar, hingga tantangan regulasi, pelaku UMKM tetap mampu bertahan, bahkan sebagian berhasil menorehkan pencapaian yang menjanjikan.
"UMKM Kepri itu luar biasa. Mereka sudah melalui banyak proses pembelajaran. Di tengah tantangan dan hambatan, mereka tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus bertumbuh dan menghasilkan keuntungan," ujarnya, Jumat (12/9).
Riki menambahkan, ketangguhan tersebut menjadi modal penting bagi UMKM Kepri untuk melangkah lebih jauh. Dengan dukungan pemerintah daerah, ia optimistis UMKM dapat memperluas pasar hingga ke level global. Menurut dia, penguatan UMKM dilakukan tidak hanya secara administratif, tetapi juga menyeluruh, mulai dari pendataan, kurasi produk, hingga pelatihan peningkatan kapasitas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini terdapat 114 ribu UMKM tersebar di Kepri. Angka tersebut akan dikaji ulang dan dikurasi untuk masuk ke sistem data tunggal terintegrasi di bawah Kementerian Koperasi dan UKM.
Lebih lanjut, dia menyoroti hadirnya program Koperasi Merah Putih yang dinilai akan menjadi motor baru pembiayaan UMKM di Kepri. Program tersebut juga akan menopang inisiatif lain, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) berbasis koperasi dan UMKM.
"Belum lagi nanti ada kekuatan baru melalui dukungan dana Koperasi Merah Putih yang di dalamnya juga akan menaungi UMKM, termasuk program MBG," katanya.
Dia mengapresiasi semangat dan kreativitas pelaku UMKM di Kepri. Ia menilai, para pelaku usaha kecil ini terbukti adaptif, bahkan sering kali lebih gesit dibandingkan birokrasi.
"Pengalaman membuat mereka punya trik yang bahkan melampaui birokrasi," pungkas Riki. (RK/E-1)