Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta penduduk Kota Gaza untuk "pergi sekarang juga", Senin waktu setempat. Pengumuman diberikan saat militer Israel meningkatkan serangan mematikannya di pusat kota terbesar di wilayah Palestina tersebut.
Mengutip AFP, Selasa (9/9/2025), Israel telah mengintensifkan pembomannya di kota tersebut sebagai persiapan untuk operasi penaklukan Gaza, meskipun ada desakan berulang kali dari negara-negara Barat dan lembaga-lembaga bantuan untuk menghentikannya. Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan setidaknya 39 orang telah tewas oleh Israel, termasuk 25 orang di Kota Gaza, kemarin.
Peringatan Netanyahu datang beberapa jam setelah salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil di Yerusalem sejak awal perang, di mana dua pria bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah bus. Kejadian itu, menewaskan enam orang.
"Kedua pria bersenjata itu dibunuh oleh seorang petugas keamanan dan seorang warga sipil bersenjata," kata polisi Israel.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah memberi tahu Hamas untuk meletakkan senjata. Bila tidak mereka akan menghadapi pemusnahan.
"Ini adalah peringatan terakhir bagi para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza dan di hotel-hotel mewah di luar negeri: Bebaskan para sandera dan letakkan senjata kalian atau Gaza akan dihancurkan dan kalian akan dibasmi," katanya di X.
Runtuhkan Gedung-Gedung Tinggi, Ratakan dengan Tanah
Sementara itu, Senin, pasukan Israel menargetkan kembali gedung tinggi di Kota Gaza. Rekaman AFP menunjukkan menara Al-Ruya runtuh ke tanah beberapa saat setelah dihantam rudal Israel.
"Yang kami dengar hanyalah pengeboman dan ambulans yang membawa para martir," ujar seorang warga, Laila Saqr (40).
Ia mengatakan dulunya dirinya mengunjungi pusat kebugaran di menara tersebut dua kali seminggu. Tetapi sekarang, tidak ada yang tersisa.
"Israel menghancurkan segalanya, bahkan kenangan. Jika mereka bisa, mereka akan merampas oksigen dari udara," tambahnya.
Israel mengatakan Hamas telah menggunakan menara itu untuk pengumpulan intelijen dan menanam bahan peledak di dalamnya. Sebelumnya, Hamas telah memperingatkan warga dan orang-orang di sekitarnya untuk mengungsi.
"Dalam dua hari kami merobohkan 50 menara teror, dan ini hanyalah tahap awal dari manuver darat intensif di Kota Gaza. Saya katakan kepada warga: kalian telah diperingatkan, pergi sekarang!" Klaim Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.
"Semua ini hanyalah awal, hanya pembukaan, untuk operasi intensif utama, manuver darat pasukan kami, yang sekarang sedang mengorganisir dan berkumpul untuk memasuki Kota Gaza," tambahnya.
Diketahui, Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk,mengatakan bahwa "ngeri dengan penggunaan retorika genosida secara terbuka oleh para pejabat senior Israel". Issa Suleiman, seorang ayah yang berduka, menggendong jenazah putranya yang berusia satu tahun, yang dibalut kain kafan putih.
"Kami tidur di tenda bersama ketiga anak dan istri saya," ujarnya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa lima tetangganya tewas dan beberapa lainnya luka parah, termasuk istri dan ibunya.
Donald Trump vs Hamas
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa "Israel telah menerima persyaratan saya" tentang perdamaian di Gaza. Ia mengatakan sudah saatnya Hamas juga menerima.
"Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerima. Ini adalah peringatan terakhir saya," ujar Trump
Tak lama setelahnya, Hamas mengatakan siap untuk "segera duduk di meja perundingan". Mereka juga mengatakan menginginkan "deklarasi yang jelas tentang berakhirnya perang, penarikan penuh (pasukan Israel) dari Jalur Gaza, dan pembentukan komite Palestina independen untuk mengelola Jalur Gaza, yang akan segera memulai tugasnya".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Netanyahu Ngamuk ke Macron, Balas 'Caci-Maki' Prancis ke Israel