Senior dr Aulia, Zara Yupita, Dituntut 1,5 Tahun Bui di Kasus Pemerasan

12 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Terdakwa kasus perundungan almarhum dr Aulia Risma, Zara Yupita Azra. Foto: Dok. Istimewa

Terdakwa kasus pemerasan terhadap almarhum dr Aulia Risma, Zara Yupita Azra, dituntut 1,5 tahun penjara. Zara merupakan senior Aulia di PPDS Anestesi Undip.

"Menuntut majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan, dikurangi masa penahanan yang telah dijalani," ujar Jaksa Penuntut Umum (JPU) Efrita saat membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (10/9).

Jaksa menyatakan Zara terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 368 ayat (1) KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Zara dinilai melakukan perbuatan pemerasan yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum. Hal itu dilakukan dengan cara memaksa seseorang dengan kekerasan dan atau ancaman kekerasan untuk memberikan sesuatu, sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut.

"Menuntut majelis hakim menyatakan terdakwa Zara Yupita Azra terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pemerasan berlanjut," jelas dia.

dr. Aulia Risma Lestari. Foto: Dok. Undip

Menurut jaksa, sebagai seorang senior seharusnya Zara menjadi teladan dan tidak membiarkan budaya manipulasi serta penyalahgunaan kuasa berkembang di dunia pendidikan.

"Tindakan terdakwa menimbulkan rasa takut, keterpaksaan, dan tekanan psikologis bagi para residen. Perbuatan terdakwa menciptakan suasana intimidatif sehingga menghilangkan kehendak bebas para residen," imbuh jaksa.

Jaksa juga menyebut perbuatan Zara memenuhi unsur kekerasan dengan adanya doktrin "pasal anestesi" dan "tata krama anestesi". Jaksa menganggap doktrin ini membuat para junior tidak bisa menolak permintaan senior terkait iuran dan pembiayaan logistik, mulai dari konsumsi hingga peralatan praktik.

Sedangkan dari sisi psikologi, lanjut jaksa, ada tekanan mental akibat kekerasan verbal maupun fisik yang berdampak berat pada mahasiswa residen.

Selain itu, jaksa mengatakan, Zara terbukti melakukan kekerasan verbal melalui intimidasi dan ancaman, kekerasan fisik melalui pemberian hukuman yang tidak proporsional, kekerasan ekonomi dengan memaksa junior membayar iuran dalam jumlah besar, penyalahgunaan relasi kuasa dalam hierarki akademik.

"Pada kasus almarhum dr. Aulia, ditemukan tanda-tanda frustrasi, rasa takut mendalam, hilangnya rasa percaya diri, hingga ketidakberdayaan untuk melawan," kata jaksa.

Dalam menjatuhkan tuntutan tersebut, jaksa juga mempertimbangkan hal-hal yang meringankan. Zara dinilai bersikap sopan selama persidangan, mengakui perbuatannya, serta menyampaikan permintaan maaf.

Read Entire Article