
BADAN Pusat Statistik (BPS) 2023 mencatat terdapat sekitar 22,97 juta penyandang disabilitas di Indonesia dengan 17 juta berada pada usia produktif. Akan tetapi, partisipasi kerja mereka masih sangat rendah.
Melalui data tersebut, hanya 45% penyandang disabilitas yang bekerja, dan mayoritas 83% terserap di sektor non-formal. Sedangkan penyandang disabilitas di sektor formal baru terisi sekitar 17%.
Sementara itu, lebih dari 1,5 juta penyandang disabilitas telah menamatkan pendidikan menengah kejuruan, diploma, hingga universitas. Artinya, mereka memiliki potensi besar untuk masuk ke pasar kerja formal.
Sayangnya, implementasi amanat UU No. 8 Tahun 2016 tentang kuota minimal pekerja disabilitas (1% di perusahaan swasta dan 2% di BUMN) masih jauh dari optimal. BPS mencatat hanya 1,1% penyandang disabilitas benar-benar terserap di sektor formal.
Untuk mendorong kesetaraan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, dibutuhkan wadah pelatihan inklusif yang dirancang khusus untuk membekali penyandang disabilitas memasuki dunia kerja, khususnya sektor perbankan.
"Pelatihan dibutuhkan untuk mendukung terciptanya ekosistem inklusif bagi para penyandang disabilitas dan mengurangi kesenjangan partisipasi kerja penyandang disabilitas di sektor formal," kata Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia, Mona Monika, dalam keterangan resminya usai meluncurkan DBS Bersiap volume 2 bersama Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin)
Pelatihan tersebut akan berlangsung secara daring selama 1,5 bulan, mulai Agustus hingga September 2025. Sebanyak 50 mahasiswa disabilitas terpilih mengikuti pelatihan intensif mingguan dengan bimbingan narasumber dan mentor profesional
Marthella Sirait, CEO sekaligus Founder Konekin, menegaskan pelatihan tersebut menjadi jembatan agar penyandang disabilitas lebih siap menghadapi tantangan di sektor formal. (H-3)