PEMERINTAH Desa Sukamakmur Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor mengatakan jumlah korban ambruknya bangunan majelis taklim Ashohibiyah terus bertambah. Hingga kini, tercatat jumlah korban luka-luka mencapai 131 orang dengan korban meninggal sebanyak 4 orang.
"Kami masih terus melakukan pendataan, saat ini tercatat mencapai 131 orang yang mengalami luka-luka. Kemudian yang meninggal dunia ada 4 orang. Korban terakhir yang meninggal merupakan ibu rumah tangga dan meninggal semalam di RS Ummi Kota Bogor," kata Kepala Desa Sukamakmur, Sri Widiarti. Senin, 8 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sri mengatakan saat ini petugas gabungan masih fokus pada penanganan kondisi para korban luka. Sebanyak 81 orang menjalani perawatanndi rumah sakit dan sisanya melakukan rawat jalan. Sementar para korban meninggal telah selesai dimakamkan hari ini.
"Beberapa korban ada yang mengalami patah hingga tulang remuk karena tertimpa material yang ambruk," kata Sri.
Dari pantauan Tempo di lokasi kejadian, sejumlah pos kesehatan dibuka di sekitar TKP kejadian ambruknya Majelis Taklim Asobiyah di Kampung Ciapus RT 005 RW 04, Desa Sukamakmur, Ciomas. Sejumlah korban yang sebelumnya memutuskan pulang ke rumah pascakejadian, berangsur-angsur datang untuk memeriksa kesehatannya di posko yang dibuka oleh pemerintah.
Peristiwa bangunan ambruk itu terjadi pada pukul 09.00 Ahad, 7 September 2025. Saat kejadian, sekitar 200 orang yang didominasi kaum ibu tengah mengadakan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di majelis taklim tersebut.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Ciomas Komisaris Iwan Wahyudi, amnruknya bangunan diduga karena membludaknya jemaah. Sebab, bangunan tersebut biasanya hanya diisi sekitar 30 orang.
"Sementara jemaah diperkirakan mencapai 200 orang, sehingga bangunan tidak kuat menahan beban," kata Iwan.
Salah satu korban, Wahyuningsih, bercerita musibah itu terjadi saat jemaah tengah melantunkan salawat pada peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar di majelis taklim tersebut. Sekitar pukul 09.00, tanpa ada pertanda, lantai bangunan ambruk dan membuat badannya terpental. Suara lantunan salawat pun berubah menjadi jerit dan tangis jemaah.
"Saya duduk dekat pintu, enggak dengar suara apapun di bagian bangunan. Tiba-tiba saja langsung ambruk dan jemaah terbawa ke bawah termasuk saya," kata Ningsih di posko utama RT 005/04 Ciapus, Sukamakmur, Ciomas. Senin.
Meski mengalami patah tulang di bagian lengan, Ningsih mengaku belum merasakan sakit. "Saya langsung lari menyelamatkan diri karena takut semua bangunan roboh," kata dia.
Ningsih mengatakan bangunan majelis taklim Ashohibiyah itu baru selesai direnovasi dan baru aktif digunakan kegiatan pengajian setelah Idulfitri 2025. Bahkan, menurut Ningsih, bangunan majelis belum sepenuhnya selesai dibangun. Saat renovasi berjalan, biasanya jemaah menggelar kegiatan di rumah-rumah warga secara bergantian dan berkeliling.
Menurut Ningsih, saat kejadian ada banyak jemaah yang hadir, termasuk dari wilayah lain. Jumlah jemaah yang datang diduga tak sesuai dengan kapaaitas bangunan. "Jadi kapasitas daya tampung majelis tidak sesuai dengan jumlah jamaah yang hadir, mungkin tidak kuat ya. Makanya ambruk dan terjadi musibah ini," kata dia.