Kasus Gula Rafinasi Bocor di Banten, Petani Makin Menderita

19 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyoroti temuan gula rafinasi merembes ke pasar tradisional. Gula rafinasi seharusnya khusus untuk industri makanan dan minuman (mamin).

Ada temuan gula rafinasi beredar di pasar, termasuk di Serang, Banten. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memukul petani tebu lokal. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, pemerintah harus bergerak cepat mengendalikan peredaran gula rafinasi.


"Pokoknya, gula rafinasi itu harus dikendalikan," kata Arief saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).


Arief mengatakan, pengendalian ini sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Ia juga meminta Kementerian Perdagangan lewat Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) memperkuat pengawasan.


"Jadi pengendalian gula rafinasi. Karena tadi ditemukan di Banten, di Serang, masih ada gula rafinasi," ungkapnya.


Menurut Arief, harga gula rafinasi lebih murah Rp2.000-Rp3.000 per kg dibandingkan gula petani lokal, sehingga membuat produk dalam negeri sulit bersaing.


"Kalau dia (rafinasi) dijual di pasar, gula kita (petani tebu) ini bisa nggak laku nih. Dan harusnya gula ini untuk industri. Industri adalah industri, walaupun dikonsumsi juga, tapi industri adalah industri. Gula konsumsi, gula konsumsi," jelasnya.


Ia menambahkan, selisih harga ini tak lepas dari rendahnya rendemen gula lokal dibanding negara lain. "Jadi ke depan, bukan berarti harga lelang itu Rp14.500 terus kita diam . Nggak. Karena rendemen di luar negeri itu bisa di atas 12%, bisa 13%," kata dia.


Untuk memperbaiki rendemen, Arief menyebut banyak faktor yang harus dibenahi mulai dari area tanam, benih, cuaca, pupuk, perawatan, panen, hingga produksi pascapanen. Ia juga menegaskan bila masih ditemukan gula rafinasi yang merembes ke pasar, Satgas Pangan akan turun tangan.


Masalah ini sebelumnya juga menjadi perhatian Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Sekretaris Jenderal APTRI, M. Nur Khabsyin menilai kebocoran gula rafinasi jelas melanggar aturan.


"Kalau rafinasi ini khusus ke industri mamin, makanan minuman. Kalau gula petani, gula lokal ini ke masyarakat. Sebagai konsumsi itu aja aturannya kan. Kita sesuai aturan saja," ujarnya saat menghadiri Seminar Ekosistem Gula Nasional di Jakarta, Rabu (27/8/2025).


Menurut Khabsyin, kebocoran terjadi di banyak titik, mulai dari produsen, distributor, hingga koperasi pemasaran. Ia mendesak pemerintah memperketat jalur distribusi rafinasi.


"Itu (kebocoran gula rafinasi) banyak pintu. Jadi kebocorannya banyak pintu. Bisa dari produsennya, bisa dari distributornya, atau dari koperasi pemasarannya. Maka kami mengusulkan supaya ada pengetatan," katanya.


APTRI juga mengusulkan kuota distribusi lewat koperasi makanan minuman dibatasi maksimal 20%, sementara sisanya langsung disalurkan perusahaan rafinasi ke industri makanan dan minuman. Hal ini untuk mencegah gula rafinasi merembes ke pasar konsumsi.


Khabsyin bahkan mengungkap jumlah kebocoran sangat besar, mencapai 500 ribu ton. "Nah ini kalau kebocoran rafinasi kita hitung ada 500.000 ton total nasional, karena kebutuhan rafinasi itu paling-paling hanya 2,7 juta ton. Tetapi impornya (raw sugar) 3,4 juta ton. Jadi ini tidak masuk akal makanya banyak yang bocor," bebernya.


Ia menambahkan, harga gula rafinasi lebih murah karena bahan bakunya berasal dari impor dengan biaya jauh lebih rendah dibanding produksi dalam negeri.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pemerintah Mau Rombak Aturan Swasembada Gula, Ini Poin-poinnya

Read Entire Article