Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan), Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani (kiri) dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana (kanan) meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di KEK Kesehatan Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (25/6/2025). KEK Kesehatan Sanur seluas 41,26 hektare itu ditargetkan mampu mengundang investasi mencapai sekitar Rp10,2 triliun serta menyerap pasien yang sebelumnya berobat ke luar negeri untuk berobat di BIH dengan berbagai fasilitas dan layanannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai wilayah Indonesia telah menyerap 187 ribu tenaga kerja hingga paruh pertama 2025. Angka ini menunjukkan kontribusi signifikan KEK dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi nasional.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana KEK, Susiwijono Moegiarso, mengatakan mayoritas tenaga kerja terserap di sektor industri manufaktur. KEK Kendal, KEK Gresik, dan KEK Galang tercatat sebagai penyumbang terbesar.
“Demikian juga jumlah pelaku usaha atau industri yang ada di dalam KEK, ada sebanyak 442 perusahaan atau industri. Yang paling banyak adalah di KEK Kendal, di semester I ada 128 industri,” kata Susi dalam konferensi pers Kinerja KEK Kuartal II 2025 di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Hingga kini terdapat 25 KEK yang tersebar di Indonesia, dengan tujuh berada di Pulau Jawa dan 18 lainnya di luar Jawa.
Dari sisi investasi, realisasi hingga semester I 2025 mencapai Rp 294,4 triliun, terdiri atas Rp 31,6 triliun dari badan usaha tanpa APBN dan Rp 262,7 triliun dari pelaku usaha.
“Sebagian besar nilai investasi terbesar ada di KEK-KEK yang berbasis industri manufaktur atau pengolahan,” ujar Susi.
Ia menekankan capaian tersebut masih sesuai dengan target pemerintah dan berpotensi meningkat pada tahun-tahun mendatang. Optimisme ini didukung oleh sejumlah usulan KEK baru yang berbasis manufaktur dengan nilai investasi besar dan peluang penyerapan tenaga kerja lebih luas.
"Secara umum capaian kinerja ini sangat baik sekali, khususnya dari sisi realisasi investasi, penyerapan tenaga kerja, dan penciptaan industri di dalam KEK,” katanya.