
Ladies, siapa belum menonton film Sore: Istri dari Masa Depan? Kalau kamu salah satunya, segera tonton karena artikel ini akan bahas salah satu hal ikonis dari film tersebut. Serial romantis ini sempat menjadi sensasi besar di industri perfilman Tanah Air berkat alur cerita dan sinematografinya yang mengesankan. Namun, ada satu detail yang juga jadi bahan perbincangan dari film tersebut, yakni gaun A-line berwarna indigo yang dikenakan oleh karakter Sore (diperankan oleh Sheila Dara).
Gaun dengan potongan sederhana yang elegan itu dengan segera mencuri perhatian publik. Selain dinilai sangat sesuai dengan kepribadian Sore dan nuansa film yang melankolis, gaun tersebut menyimpan pesan mendalam di balik pembuatannya. Ternyata, gaun itu adalah karya SukkhaCitta, brand fashion lokal yang sejak awal pendiriannya berkomitmen menghadirkan sustainable fashion dengan memadukan kearifan tradisional dan desain modern.
Inspirasi di Balik Motif Angkasa

Gaun yang dipakai Sore merupakan bagian dari koleksi Angkasa, salah satu koleksi signature SukkhaCitta. Ketika diwawancarai oleh kumparanWOMAN, Creative Director Anastasia Setiobudi mengatakan, koleksi ini pertama kali diluncurkan pada 2021, tepat saat pandemi membuat banyak orang kehilangan arah.
“Dan makanya kenapa Angkasa, karena Angkasa sendiri itu motifnya kalau dilihat itu sebenarnya bintang-bintang,” tutur Anastasia pada kumparanWOMAN, Rabu (27/8).
Motif bintang yang menjadi ciri khas Angkasa lahir sebagai simbol harapan. Terinspirasi dari patola, pola itu kemudian diolah menjadi bentuk modern: bintang-bintang kecil berbentuk kotak yang digambar dengan batik tulis.
“Batik tulis dengan canting yang khusus. Jadi, dia cantingnya ujungnya itu kalau misalnya kita buat batik, bentuknya langsung jadi kotak gitu. Jadi bukan kayak titik bulat,” jelas Anastasia dengan antusias.
Saat ini, gaun A-line yang dikenakan Sore telah sold-out di situs web resmi SukkhaCitta, Ladies. Namun, kamu bisa terus memantau akun media sosial SukkhaCitta karena menurut Anastasia koleksi Angkasa akan selalu ada.
“Koleksi Angkasa akan selalu ada. Karena itu memang salah satu koleksi signature kita,” pungkas Anastasia.
Warna Indigo yang Mendalam
Gaun ikonis Sore tampil menawan dengan warna biru gelap yang mendekati hitam. Warna tersebut dihasilkan melalui pewarna alami dari daun indigo. Untuk mencapai intensitas seperti itu, kain harus dicelup berulang kali, hingga 25 sampai 30 kali.
“Harus dicelup dulu indigonya, terus dijemur lagi sebentar, dicelup lagi. Jadi dia nggak bisa langsung sekali celup jadi kayak warna hitam. Jadi memang harus berulang kali,” ujar Anastasia.
Pada tahap akhir, kayu mahoni ditambahkan untuk memberi sentuhan merah bata. Kombinasi ini menciptakan rona hitam yang kaya dan elegan. Proses panjang tersebut memperlihatkan dedikasi tinggi para pengrajin, sekaligus menghadirkan makna bahwa keindahan lahir dari kesabaran dan perhatian penuh.
Lalu, tidak seperti kebanyakan brand pada umumnya, SukkhaCitta tidak merilis koleksi mengikuti musim mode internasional.
“Jadi kita bukan fashion brand yang ngeluarin season per season. Kita nggak ngikutin fashion season,” jelas Anastasia.
Mereka lebih memilih mengikuti ritme alam. Jika daun indigo sedang melimpah di desa, warna biru mendominasi karya yang lahir. Pada kesempatan lain bisa hadir warna hijau atau variasi lain sesuai hasil panen alam.
Material Tencel Eucalyptus

Untuk mendapatkan gaun dengan siluet feminin, SukkhaCitta memilih kain tencel eucalyptus. Anastasia menerangkan kalau jenis kain di SukkhaCitta terdiri atas dua kategori, yakni kain tenun dan kain tencel.
“Yang satu itu kain tenun kita yang memang dari bahan kapas. Jadi, kita tenun sendiri. Dan kalau misalnya untuk (desain) yang lebih siluet, yang lebih feminin kita pake tencel,” papar Anastasia.
Kain tencel ini berasal dari produsen bersertifikat yang menggunakan sistem closed loop. Dalam sistem tersebut, limbah produksi disaring dan dimanfaatkan kembali sehingga tidak menimbulkan pencemaran. Hasil akhirnya adalah kain yang halus, nyaman digunakan, dan tetap ramah lingkungan. Dengan pilihan bahan seperti ini, kita bisa tetap mendapatkan keindahan busana yang tidak merugikan bumi yang kita tinggali.
Misi Sustainable Fashion SukkhaCitta
Di tengah gempuran fast fashion yang mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas, langkah SukkhaCitta kerap dianggap rumit. Meski begitu, Creative Director SukkhaCitta Anastasia Setiobudi melihatnya sebagai pilihan yang krusial bagi masa depan.
“Kalau nggak ada yang memulai ini dan nggak ada yang melakukan ini, we don’t have a future for anything. Apa yang kita lakukan itu sebenarnya mengambil esensi yang sudah ada dari masa lampau, dan harapannya membangun masa depan yang memiliki tempat bagi warisan,” tutup Anastasia.
Penulis: Zulfa Salman
BACA JUGA: Koleksi PERTIWI dari SukkhaCitta, Sebuah Persembahan bagi Ibu Pertiwi