
INFRASTRUKTUR pertanian dibangun di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tujuannya untuk memperkuat ketahanan pangan.
Pembangunan infrastruktur pertanian dibangun di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung melalui sinergi antara SKK Migas dan Pertamina EP. Melalui pembangunan infratruktur tersebut diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman dari IP 1 menjadi IP 3 pada lahan seluas 114 hektar.
Peresmian sekaligus penyerahan infrastruktur kepada Pemkab Indramayu dilakukan pada Kamis (11/9), dan diterima langsung oleh Bupati Indramayu Lucky Hakim.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta menyebut kolaborasi ini sebagai sejarah baru bagi sektor migas dan pemerintah daerah. “Terima kasih atas dukungan semua pihak hingga program ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga memberi manfaat besar bagi masyarakat,” tutur Eka melalui siaran pers yang diterima, Jumat (12/9).
Adapun infrastruktur yang dibangun meliputi lima unit sumur bor dengan rumah pompa, tiga jalan usaha tani baru, pelebaran dan perbaikan dua jalan usaha tani, peningkatan saluran irigasi, serta pembangunan dua saluran irigasi tersier. Dengan adanya fasilitas ini, petani tetap bisa menanam meskipun di musim kemarau.
Selain itu, SKK Migas-Pertamina EP turut menyerahkan dua unit traktor, alat rotari, alat semprot hama elektrik, benih padi, dan pupuk. Perusahaan juga berkomitmen memberikan program pendampingan bagi kelompok tani selama dua tahun ke depan, untuk mendukung peningkatan produksi di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Jatisura.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina EP Regional 2, Rachmat Hidajat menjelaskan bahwa program ini bukan hanya bentuk pemenuhan kewajiban perusahaan, melainkan komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus energi. “Harapannya, aspirasi untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi bisa terwujud melalui kolaborasi seluruh pihak,” katanya.
Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Rija Sudirja menilai pembangunan ini merupakan tindak lanjut kajian kelayakan alih fungsi lahan LP2B.
Dari kewajiban menyediakan lahan pengganti seluas 86 hektare, yang disiapkan justru lebih besar, yaitu 114 hektare. Hal ini diyakini mampu memperkuat produksi pangan di Indramayu.
Pada kesempatan itu, Lucky Hakim menyampaikan apresiasi atas terjalinnya sinergi lintas sektor ini. “Petani harus sejahtera ketika Indramayu menjadi benteng terdepan ketahanan pangan. Saya membuka lebar kerja sama menuju ketahanan pangan dan energi, agar Indramayu tetap memiliki sawah yang subur, energi yang lancar, dan petani yang cerdas.”
Lucky juga berharap kolaborasi antara Pemkab Indramayu, SKK Migas-Pertamina EP, Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, serta masyarakat petani ini diharapkan menjadi model kerja sama berkelanjutan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung kemandirian energi. (UL/P-2)