
PT Graha Teknomedika (GTM) menandai babak baru bagi industri alat kesehatan nasional dengan meluncurkan produksi ventilator dan anesthesia machine dari hasil kolaborasi strategis bersama perusahaan global, Mindray. Momentum ini bukan sekadar peluncuran produk, melainkan simbol kebangkitan industri alat kesehatan Indonesia menuju kemandirian dan daya saing global.
“Hari ini adalah bukti nyata bahwa bangsa Indonesia mampu menghadirkan produk alat kesehatan berteknologi tinggi yang setara dengan standar internasional. Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam membangun kemandirian bangsa di sektor alat kesehatan,” ujar Direktur Marketing dan Keuangan PT Graha Teknomedika, Febie Yuriza Poetri, dikutip dari siaran pers yang diterima, Selasa (9/9).
Kolaborasi GTM dan Mindray, sambung dia, tidak hanya mencakup investasi finansial, tetapi juga investasi pengetahuan, transfer teknologi, hingga peningkatan kapasitas SDM. Mindray menghadirkan teknologi kelas dunia, desain produk, serta pelatihan tenaga kerja, sementara GTM berinvestasi dalam infrastruktur produksi alat kesehatan teknologi tinggi, mulai dari produksi, perakitan dan quality control, hingga pengembangan rantai pasok lokal dan komitmen untuk membangun industri alat kesehatan dalam negeri untuk layanan kritis dan intensif.
“Yang kami lakukan bukan hanya soal investasi finansial, tetapi sebuah nilai besar untuk kemandirian bangsa. Mindray membawa teknologi kelas dunia, sementara kami memastikan teknologi itu dapat diproduksi dan dikembangkan di tanah air,” jelas Febie.
GTM yang telah berdiri sejak tahun 1988 dan telah memiliki sertifikat CPAKB dan memenuhi standar internasional ISO 13485, ISO 9001, ISO 14001 dan ISO 45001 sudah menambah fasilitas produksi elektromediknya dan melengkapinya dengan peralatan produksi dan pengujian ventilator maupun mesin anestesi. GTM menargetkan kapasitas produksi mencapai 500-1.000 unit per tahun dan menyasar pasar ekspor.
Produk ventilator SV300 dan SV800 sendiri telah mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%, sedangkan produk anesthesia machine WATO EX-35, WATO EX-65 PRO dan A8 sedang dalam proses mendapatkan sertifikat TKDN dengan estimasi pencapaian juga di atas 40%. Angka itu sesuai dengan regulasi dan harapan Kementerian Perindustrian. Dengan capaian tersebut, produk ini berhak masuk kategori prioritas dalam e-Katalog pengadaan pemerintah.
“Ini adalah langkah konkret memperkuat kemandirian alat kesehatan nasional. Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen alat kesehatan kritis berteknologi tinggi,” tutur Febie.
Febie menegaskan, GTM bersama Mindray akan terus mengembangkan roadmap jangka panjang, mulai dari peningkatan TKDN, perluasan kapasitas produksi, penciptaan lapangan kerja, hingga ekspor ke mancanegara.
“Tujuan kami hanya satu: menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri sekaligus pemain global dalam industri alat kesehatan berteknologi tinggi,” tegasnya.
Sementara itu, General Manager Mindray Indonesia, Max Cao, menyampaikan komitmen perusahaan untuk mendukung visi pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan.
"Mindray adalah perusahaan perangkat medis kelas dunia, tetapi komitmen kami bersifat lokal. Mindray Indonesia berakar di sini, berdedikasi untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya.
Sejak 2023, Mindray dan GTM memulai langkah ambisius untuk memproduksi ventilator dan anesthesia machine berkelas dunia secara lokal. Kemitraan ini menyatukan inovasi global Mindray dengan keahlian manufaktur lokal GTM.
"Hari ini, saya dengan bangga menyatakan bahwa misi tersebut berhasil. Produk seri AKD yang kami kembangkan bersama tidak hanya diluncurkan, tetapi juga mendapat sambutan positif,” pungkasnya.
Mindray berkomitmen memperdalam upaya lokalisasi, menghadirkan solusi medis berkualitas tinggi bagi rumah sakit, dokter, dan pasien di Indonesia, serta terus berkontribusi bagi kemajuan layanan kesehatan nasional. (E-3)