
KEPALA Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gusti Pone, menyebutkan, hingga Rabu (10/9) pagi, satu desa masih terisolasi akibat banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah tersebut sejak Senin (8/9). Menurut Gusti Pone, masyarakat setempat menemukan lagi tiga korban tewas di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo. Dengan demikian, total korban tewas bertambah dari sebelumnya menjadi enam orang, sementara empat lainnya masih dalam pencarian.
“Ketiganya ditemukan di bawah reruntuhan rumah mereka yang belum sepenuhnya tersapu banjir,” ucap Gusti Pone.
Menurut Gusti, awalnya hampir semua desa yang terdampak banjir, terisolasi, namun saat ini, tinggal Desa Wolokisa di Kecamatan Maupongo yang masih terputus aksesnya. “Kesulitan utama adalah jalan yang putus total, terutama di Desa Huliwalo. Warga di sana tidak bisa melakukan pengungsian maupun aktivitas karena akses benar-benar terputus,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia lewat telepon.
Terkait bantuan, tambah Gusti, logistik berupa makanan siap saji sudah dikirim oleh Dinas Sosial Nagekeo ke lokasi banjir. “Hari ini logistik sudah diantar. Untuk esok hari kami akan kembali melakukan pengiriman. Sedangkan pakaian masih belum ada, kami sedang meminta bantuan dari ASN maupun pemerhati kemanusiaan,” tambahnya.
Hingga saat ini, BPBD mencatat 10 desa terdampak. Data lebih lengkap akan dirilis pada Rabu sore pukul 15.00 Wita setelah tim melakukan verifikasi di lapangan. Dia menegaskan upaya pencarian masih terus dilakukan, meski terkendala cuaca buruk dan jalan yang tertutup material longsor. (M-2)