
PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus mencari jalan keluar untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad, menegaskan bahwa tenaga medis menjadi kunci utama dalam memastikan masyarakat di pulau-pulau terpencil tetap mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Dia mengatakan, salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan memberikan beasiswa pendidikan dokter spesialis bagi putra-putri asli daerah. Program itu diharapkan dapat memotivasi anak Kepri untuk kembali dan mengabdi di kampung halamannya.
“Kami ingin anak-anak Kepri yang kita sekolahkan bisa kembali menjadi dokter spesialis di daerah mereka sendiri. Dengan begitu, mereka akan lebih betah mengabdi,” katanya, Kamis (11/9).
Meski begitu, Ansar mengakui masalah kekurangan dokter spesialis tidak sederhana. Regulasi yang berlaku saat ini hanya membuka kesempatan beasiswa bagi dokter berstatus PNS, sementara dokter PPPK tidak memiliki peluang yang sama. Kondisi tersebut otomatis membatasi jumlah calon penerima beasiswa.
Di sisi lain, sejumlah kabupaten di Kepri juga menghadapi kendala dalam membayar insentif dokter spesialis. Hal itu membuat sebagian dokter memilih pindah ke daerah lain yang menawarkan fasilitas lebih baik.
Karena itu, dia menekankan perlunya dukungan dari pemerintah pusat. Ia mendorong adanya sinkronisasi kebijakan antara Kementerian PANRB, BKN, dan Kementerian Kesehatan agar status ASN bagi dokter daerah dapat segera direalisasikan.
“Kami harus mencari pola terbaik agar dokter yang ditempatkan di pulau-pulau tidak hanya singgah sementara,” tegas Ansar. (HK/E-4)