Perbankan Disuntik Rp200 T, Ancaman NPL dan Margin Bank Mengintai

16 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Perbankan Disuntik Rp200 T, Ancaman NPL dan Margin Bank Mengintai Ilustrasi(Antara)

Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi menilai rencana pemerintah menyalurkan dana Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke perbankan berpotensi menghadirkan risiko baru. Meski langkah ini dapat memperkuat likuiditas, terdapat kekhawatiran bahwa dorongan penyaluran kredit ke segmen berisiko tinggi justru bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah (NPL) dan menekan margin bank.

“Risiko muncul apabila terjadi paksaan penyaluran kredit ke segmen berisiko tinggi,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (11/9).

Dalam skenario terburuk, Prasetya menuturkan, intervensi pemerintah bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah (NPL) dari level saat ini 2,1% hingga menembus di atas 6%. Kondisi tersebut akan mendorong kenaikan biaya pencadangan kerugian (CoC) dan menekan profitabilitas bank.

Dari sisi biaya dana atau cost of fund (CoF), untuk penempatan Rp200 triliun ini dinilai relatif murah karena bunganya hanya sekitar 80% dari suku bunga acuan BI (4,0%), atau kira-kira 3,2%. Angka ini sedikit lebih rendah dari bunga simpanan yang biasanya dibayar bank besar sekitar 4,3%. Jadi bank mendapat sedikit keringanan biaya dana. Akan tetapi, apabila pemerintah mendorong penyaluran kredit berbunga rendah guna mendukung program nasional, hal ini berpotensi menekan margin bunga bersih (NIM).

"Jika pemerintah kemudian mendorong penyaluran kredit berbunga rendah untuk mendukung program negara, margin bunga bersih (NIM) bank juga berisiko tertekan," jelas Prasetya. 

Di satu sisi, tambahan likuiditas Rp200 triliun berpotensi mendorong pertumbuhan kredit, meski dengan karakteristik berbeda dari skema pembiayaan berbasis leverage. Penyaluran kredit kali ini tetap bersifat sukarela, menyesuaikan appetite risiko perbankan serta permintaan pasar. 

Namun, Prasetya mengingatkan sikap hati-hati bank dalam menjaga kualitas aset membuat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kemungkinan baru terlihat dalam jangka menengah. Sementara itu, dalam jangka pendek, kebijakan ini diperkirakan menurunkan rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) bank BUMN dari 93,5% menjadi 89,6%.

Secara umum, ia mengatakan kebijakan penempatan SAL ini memberi ruang likuiditas tambahan serta sedikit keringanan biaya dana. Namun, efektivitasnya dalam mendorong kredit dan pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada kemauan bank menyalurkan pinjaman. 

"Risiko terbesar tetap terletak pada potensi tekanan margin dan memburuknya kualitas aset, terutama bila penyaluran kredit lebih digerakkan oleh agenda politik ketimbang pertimbangan pasar," pungkasnya. (E-3)

Read Entire Article