Jawa Timur kembali menjadi tuan rumah Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa 2025 yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI). Digelar di area kompleks Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, festival ini mengusung tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Regional”.
"FESyar bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan gerakan sosial-ekonomi lintas sektor. Perhelatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk beralih dari sekadar transaksi halal menuju gaya hidup halal (halal lifestyle), sekaligus memperkuat budaya ekonomi umat yang mandiri dan adaptif di era digital," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (13/9).
Khofifah melanjutkan, Jawa Timur sudah memantapkan posisi sebagai pusat ekonomi syariah nasional. Dengan jumlah penduduk 42,09 juta jiwa yang 97,28 persennya muslim, didukung lebih dari 7.300 pondok pesantren, 4.400 di antaranya telah memiliki rekening syariah, serta 460 ribu sertifikasi halal untuk lebih dari satu juta produk, Jatim menjadi pionir. Ditambah, hadirnya Kawasan Industri Halal (KIH) Sidoarjo yang pertama dan terbesar di Indonesia memperkuat pijakan provinsi ini di industri halal.
Dalam kesempatan itu juga diluncurkan program Satu Gerbang (Sinergi Amanah Tumbuh Unggul sebagai Gerakan Ekonomi Syariah Regional Jawa Bangkit). Program ini memiliki tiga pilar utama: Halalan (hilirisasi dan akselerasi layanan halal), Siaga (sinergi penguatan keuangan syariah), dan Cemerlang (literasi ekonomi syariah).
Kepala Departemen Ekonomi Syariah BI Pusat Imam Hartono menegaskan Jatim layak jadi pusat FESyar.
“FESyar Jawa tidak boleh pindah ke provinsi lain, karena di sinilah embrio ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) lahir,” tukasnya.
Sementara itu Kepala BI Jatim Ibrahim menuturkan, target business matching FESyar 2025 mencapai Rp25 miliar untuk pembiayaan dan Rp10 miliar perdagangan.
“Hari pertama saja pembiayaan sudah Rp15,38 miliar dan perdagangan Rp7,9 miliar, lebih tinggi dari tahun lalu,” ujarnya.
Digelar hingga Minggu (14/9) besok, FESyar tahun ini juga menghadirkan ruang luas bagi pelaku UMKM berbasis syariah. Produk yang ditampilkan beragam mulai dari batik, kerajinan tangan, fashion, hingga kuliner khas berbagai daerah. Kopi, camilan, hingga aneka keripik dari UMKM se-Jawa ikut meramaikan pasar rakyat yang digelar di area festival.