Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih produksi Soex Entertainment digarap oleh Benni Setiawan berdasarkan naskah yang ditulis Garin Nugroho.
Bambang Drias selaku eksekutif produser mengakui bahwa naskah yang ditulis Garin Nugroho sangat berat.
Bambang dan tim produksi lain harus berjuang menyulap skrip yang ia sebut "berat" menjadi lebih bersifat komersial.
"Masalah skrip, waktu awal itu, dikirim ke saya, saya baca sampai 6 kali, lebih," ungkap Bambang dalam konferensi pers di Pondok Indah, Jakarta Selatan, belum lama ini.
"Saya sebelumnya pernah baca skrip Pak Garin. Beliau master film, secara story telling, dia menjaga itu. Di treatment film ini, itu up banget," lanjutnya.
Menurut Bambang, skrip awal film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih berat dan lebih condong ke arah film festival. Bambang kemudian berdiskusi dengan sutradara Benni Setiawan.
"Saya lempar ke Pak Benni, saya bilang 'Pak ini kayaknya film festival, agak berat ini'," tutur Bambang.
Mereka kemudian berdiskusi panjang untuk menemukan formula terbaik agar film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih dapat dinikmati lebih luas tanpa menghilangkan esensi cerita.
Perubahan skrip pun menjadi fokus utama. Bambang perlahan-lahan mendekati Garin untuk menyampaikan idenya.
"Akhirnya saya pelan-pelan bertemu Pak Garin, bertanya, 'Ini boleh enggak saya ubah? Tapi secara struktur, cerita enggak berubah'," jelas Bambang.
Gayung bersambut, Garin pun memberikan lampu hijau.
"Kata Pak Garin 'Bolehlah, sekali-kali kita bikin film yang komersil'," ucap Bambang menirukan Garin.
Tak hanya skrip, lokasi syuting pun sempat berubah. Awalnya, Yogyakarta menjadi pilihan utama, mengingat Garin berdomisili di sana.
"Memang waktu itu secara skrip cerita itu harusnya di Yogyakarta. Pertimbangan ada Pak Garin di Yogya," ucap Bambang.
Namun, pertimbangan lain muncul mengingat penggunaan bahasa dalam dialog di film nantinya. Setelah berdiskusi dengan Benni Setiawan yang berasal dari Sunda, akhirnya diputuskan bahwa Sunda menjadi latar budaya, dan Bandung menjadi lokasi syuting.
"Akhirnya saya omong ke Pak Benni, orang Sunda, akhirnya kam...