Shanghai (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai memeriahkan resepsi diplomatik Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI dengan sajian berbagai hidangan kuliner khas Nusantara.
"Konsulat Jenderal Indonesia di Shanghai telah menyiapkan sajian khas Indonesia yang saya percaya akan Anda nikmati, mulai dari gado-gado, ayam, siomay, soto ayam, ayam penyet, rendang, nasi goreng, hingga kue lapis. Saya yakin hidangan ini dipersiapkan oleh Ibu Konsul Jenderal bersama timnya," kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun di Shanghai, Jumat (12/9) malam.
Dubes Djauhari menyampaikan hal tersebut dalam resepsi diplomatik bertajuk "Spirit of Indonesia" dalam rangka perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Resepsi tersebut diselenggarakan oleh Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir beserta tim dan dihadiri sekitar 500 orang tamu undangan, termasuk Wakil Wali Kota Shanghai Zhang Xiaohong, para konsul jenderal negara sahabat di Shanghai maupun Warga Negara Indonesia (WNI) di Shanghai dan sekitarnya.
"Saat kita merayakan hari jadi ke-80, kita menatap ke depan menuju Indonesia dengan ciri-ciri kompromi khas: rakyat yang bersatu, berdaulat, sejahtera, Indonesia yang maju. Malam ini, kita akan merenungkan perjalanan yang telah ditempuh Indonesia hingga saat ini, serta kemitraan yang telah kita bangun sepanjang jalan," ujar Dubes Djauhari.
Dalam perjalanan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, Dubes Djauhari mengatakan nilai-nilai bangsa sejak kemerdekaan yaitu persatuan dalam keberagaman, saling menghormati, dan kerja sama demi kebaikan bersama semakin mengakar.
"Nilai-nilai ini menjadi inti dari politik luar negeri Indonesia, dan terus membentuk peran aktif kita di ASEAN, PBB, G20, BRICS, serta berbagai forum internasional lainnya. Di panggung internasional, Indonesia akan tetap menjaga politik luar negeri bebas aktif, dengan kontribusi nyata bagi perdamaian, keamanan, dan kemakmuran global," ujarnya.

Dubes Djauhari menuturkan setelah pelantikan pada November 2021, Presiden RI Prabowo Subianto langsung melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke China.
"Itu juga menjadi kunjungan luar negeri pertama Presiden Prabowo setelah dilantik. Hal ini menunjukkan tingkat persahabatan dan kedekatan yang telah terjalin antara kedua negara selama bertahun-tahun, serta capaian politik tingkat tinggi antara China dan Indonesia," tuturnya.
Terlebih, kehadiran Presiden Prabowo di Beijing pada 3 September 2025 lalu, ungkap Dubes Djauhari, menjadi bukti nyata hubungan bilateral tingkat tinggi antara Indonesia dan China sekaligus cerminan keselarasan Indonesia dengan prinsip bebas aktif dalam berteman.
Ketika para pendiri bangsa membangun diplomasi pada tahun 1950, dunia masih diliputi sisa perang dan ketidakstabilan tapi mereka memilih membangun kerja sama yang didasari semangat solidaritas kemudian menginspirasi Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
Kini, saat dunia yang makin ditandai ketidakpastian dan melemahnya kerja sama global, maka Dubes Djauhari mengatakan semakin penting bagi kita untuk menegaskan kembali komitmen pada Semangat Bandung dan prinsip-prinsip dasarnya.
"Selama lebih dari 75 tahun, kita telah membuktikan kekuatan kemitraan kita. Faktanya, hari ini China menjadi mitra dagang utama, investor terdepan, dan sumber wisatawan mancanegara terbesar bagi Indonesia," ujarmya.
Pada 2024, volume perdagangan bilateral mencapai 147,79 miliar dolar AS. Untuk investasi, China menanamkan modal sebesar 8,1 miliar dolar AS, sementara Hong Kong juga 8,1 miliar dolar AS.

"Potensi ini masih sangat besar seiring pertumbuhan konektivitas dan terbukanya destinasi baru. Diharapkan tahun ini, target wisatawan China–Indonesia dapat mencapai 1,6 juta orang. Dalam bidang pendidikan dan budaya, China telah menjadi salah satu tujuan utama bagi mahasiswa dan wisatawan Indonesia, termasuk untuk memperluas pengalaman di kota Shanghai," ujar Dubes Djauhari.
Ia pun yakin dengan nilai-nilai yang sama-sama dimiliki rakyat Indonesia maupun China, pemerintah, negara, dan rakyat kedua bangsa akan dapat terus mempererat hubungan yang lebih dekat dan lebih strategis.
Dalam resepsi juga ditampilkan seni asal Indonesia berupa tari Jengger dari Bali, tari Tak Tong Tong dari Sumatera Barat dan tari kreasi modern oleh para mahasiswa dan mahasiswi asal Papua Barat Daya yang tengah menempuh studi di Jining Polytechnic, provinsi Shandong.
Baca juga: KJRI Shanghai satukan WNI lewat Smash Nusantara di HUT ke-80 RI
Baca juga: Konjen RI Shanghai minta WNI terus berkarya demi wujudkan Visi 2045
Baca juga: Dubes Witjaksono: HUT RI jadi momen perkuat persatuan di tanah rantau
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.