Honghe (ANTARA) - Pada April 2015, Presiden Republik Guinea Khatulistiwa Teodoro Obiang Nguema Mbasogo mengumumkan bahwa negaranya akan mendonasikan sebuah sekolah di wilayah Jinping. Pembangunan Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa rampung setahun kemudian, dan sejak itu sekolah tersebut menjadi simbol persahabatan bilateral yang langgeng.
Pada 27 Mei 2024, Presiden Obiang bergabung dalam panggilan video dengan para murid sekolah tersebut saat berkunjung ke China. Para murid membacakan puisi dari era Dinasti Tang dan menampilkan lagu-lagu rakyat.
Saat ini, 2.000 lebih murid dari 16 kelompok etnis menempuh pendidikan di sekolah dasar tersebut, di mana simbol-simbol persahabatan China-Guinea Khatulistiwa sangat menonjol.
Beragam dekorasi menyoroti geografi, adat istiadat, dan produk-produk Guinea Khatulistiwa, sementara ruang pameran menampilkan karya seni para murid yang merayakan hubungan erat kedua negara.
Mari simak melalui rangkaian foto berikut ini!
Milagrosa Ada Micha Abeso (tengah), seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, berpose untuk foto bersama di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China, pada 9 September 2025. (Xinhua/Peng Yikai)Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 9 September 2025 ini menunjukkan pemandangan Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, berkomunikasi dengan anak-anak di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, menulis kaligrafi China di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Seorang anak menulis kaligrafi China di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Anak-anak menulis kaligrafi China di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, berbicara dengan seorang anak di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Anak-anak berinteraksi dengan Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Milagrosa Ada Micha Abeso (depan), seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, melihat foto-foto di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, menari bersama anak-anak di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Seorang anak menunjukkan benda-benda pameran kepada Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)Anak-anak menyanyikan lagu untuk menyambut Milagrosa Ada Micha Abeso, seorang jurnalis Guinea Khatulistiwa, di Sekolah Dasar Persahabatan China-Guinea Khatulistiwa di Wilayah Otonom Etnis Miao, Yao, dan Dai Jinping, Provinsi Yunnan, China. (Xinhua/Peng Yikai)
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.