Liputan6.com, Jakarta Kunir atau kunyit (Curcuma longa) adalah salah satu rempah tradisional yang telah lama menjadi bagian penting dalam budaya kuliner dan pengobatan di Asia. Tidak hanya digunakan sebagai bumbu masakan untuk memberikan warna kuning khas dan aroma harum, kunyit juga dipercaya memiliki berbagai khasiat kesehatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam pengobatan tradisional, kunyit digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, peradangan, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Perkembangan penelitian modern semakin menguatkan bahwa senyawa aktif dalam kunyit, terutama kurkumin, memang memiliki manfaat ilmiah yang signifikan.
Dengan kombinasi antara bukti tradisional dan dukungan riset ilmiah, kunyit kini dikenal luas tidak hanya di Asia tetapi juga di dunia Barat. Liputan6.com akan membahas manfaat kunir berdasarkan penelitian ilmiah, serta cara konsumsi yang aman agar khasiatnya bisa diperoleh tanpa menimbulkan efek samping, Kamis (11/9/2025).
1. Sifat Antioksidan dan Anti-Inflamasi
Kurkumin, senyawa bioaktif utama dalam kunyit, terbukti memiliki sifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas penyebab kerusakan sel. Hewlings & Kalman (2017) dalam jurnal Curcumin: A Review of Its Effects on Human Health menjelaskan bahwa kurkumin dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan alami tubuh, seperti superoxide dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase. Selain itu, kurkumin juga bersifat anti-inflamasi, membantu menekan peradangan kronis yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer.
2. Membantu Mengatasi Arthritis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kunyit dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan pada penderita osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Dalam uji klinis acak, suplemen kurkumin terbukti memberikan efek pengurangan rasa sakit yang sebanding dengan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), tetapi dengan efek samping gastrointestinal yang lebih sedikit.
Sindrom metabolik mencakup kondisi seperti obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Studi klinis menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar trigliserida, serta mengurangi kadar kolesterol LDL dan meningkatkan HDL. Dengan demikian, kunyit berpotensi menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
4. Mendukung Kesehatan Otak
Kurkumin diyakini mampu meningkatkan kadar brain-derived neurotrophic factor (BDNF), hormon penting yang mendukung pertumbuhan neuron baru. Peningkatan BDNF dapat membantu mencegah gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer. Beberapa penelitian juga menunjukkan kurkumin berpotensi memperbaiki suasana hati dan mengurangi gejala kecemasan.
5. Membantu Pemulihan Setelah Olahraga
Bagi orang yang aktif secara fisik, kunyit bermanfaat dalam mempercepat pemulihan otot setelah latihan intensif. Menurut ulasan ilmiah, kurkumin membantu mengurangi peradangan dan kerusakan otot akibat olahraga berat, sehingga mempercepat pemulihan dan meningkatkan performa.
6. Menjaga Kesehatan Pencernaan
Secara tradisional, kunyit digunakan untuk meredakan masalah pencernaan seperti perut kembung dan sakit maag. Penelitian modern menunjukkan bahwa kurkumin dapat menstimulasi produksi empedu, sehingga mendukung proses pencernaan lemak.
7. Potensi Antikanker
Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa studi praklinis menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu melalui mekanisme antioksidan dan anti-inflamasi. Johns Hopkins Medicine juga mencatat bahwa senyawa ini berpotensi menjadi terapi pendukung dalam perawatan kanker.
Cara Konsumsi Kunir yang Aman
Meskipun kunyit memiliki banyak manfaat, penting untuk memperhatikan cara konsumsi yang benar agar aman dan efektif.
1. Dosis Harian
Menurut The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), batas aman konsumsi kurkumin adalah 0–3 mg/kg berat badan per hari. Uji klinis menunjukkan bahwa konsumsi hingga 4.000–8.000 mg per hari relatif aman, meskipun dosis tinggi bisa menimbulkan efek samping seperti diare, mual, atau sakit kepala.
2. Meningkatkan Penyerapan dengan Piperin
Masalah utama kurkumin adalah bioavailabilitasnya yang rendah karena cepat dimetabolisme dan dieliminasi tubuh. Studi menunjukkan bahwa piperin (senyawa dalam lada hitam) dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2000%. Oleh karena itu, banyak suplemen kunyit yang dikombinasikan dengan piperin.
3. Kunyit dalam Masakan
Cara paling aman dan alami untuk mengonsumsi kunyit adalah dengan memasukkannya ke dalam masakan, seperti kari, sup, atau jamu. Selain memberi rasa dan warna khas, kunyit tetap memberikan manfaat kesehatan meski dalam jumlah kecil.
4. Bentuk Suplemen
Kapsul atau tablet kunyit kini banyak tersedia. Namun, sebaiknya pilih produk dengan standar dosis yang jelas dan dikombinasikan dengan piperin agar penyerapannya lebih baik.
5. Hindari Konsumsi Berlebihan
Konsumsi kunyit dalam jumlah sangat besar atau jangka panjang dapat mengiritasi lambung dan memengaruhi fungsi hati. Penderita penyakit tertentu seperti batu empedu atau gangguan pembekuan darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen kunyit.
FAQ tentang Kunir
1. Apakah kunyit aman dikonsumsi setiap hari?
Ya, kunyit aman dikonsumsi dalam jumlah wajar, baik sebagai bumbu masakan maupun jamu. Namun, konsumsi dalam dosis tinggi sebaiknya diawasi.
2. Apa perbedaan manfaat kunyit segar dan suplemen kunyit?
Kunyit segar mengandung kurkumin alami dalam jumlah kecil, sedangkan suplemen mengandung ekstrak kurkumin dengan konsentrasi tinggi. Suplemen biasanya lebih efektif tetapi harus sesuai dosis.
Beberapa penelitian menunjukkan kurkumin dapat meningkatkan metabolisme lemak dan mengurangi peradangan terkait obesitas. Namun, efeknya tetap harus didukung gaya hidup sehat.
4. Bagaimana cara terbaik meningkatkan manfaat kunyit?
Mengombinasikannya dengan lada hitam (piperin) atau lemak sehat (seperti minyak kelapa/olive oil) dapat meningkatkan penyerapan kurkumin.
5. Apakah kunyit boleh dikonsumsi oleh ibu hamil?
Kunyit dalam jumlah kecil sebagai bumbu masakan umumnya aman. Namun, konsumsi dalam bentuk suplemen dosis tinggi sebaiknya dihindari tanpa pengawasan medis.