Liputan6.com, Jakarta Aktivis konservatif Amerika Serikat (AS), Charlie Kirk meninggal dunia usai ditembak oleh orang tak dikenal saat berpidato pada sebuah acara kampus di Utah, 10 September 2025.
Saat kejadian, pria 31 tahun itu tengah sedang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan mahasiswa di kampus Utah Valley University.
Ketika ia menjawab, tembakan peluru menyasar ke bagian leher kiri Kirk. Ia sempat memegang lehernya sebelum jatuh dari kursinya dan membuat orang-orang di sana berlarian.
Menurut New York Times, penembakan dilakukan berjarak sekitar 182 meter dari posisi korban.
Usai kejadian itu, aktivis itu langsung dapat penanganan dan dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong.
Sebenarnya bagi Kirk, kunjungan dari kampus ke kampus adalah hal biasa baginya. Ia kerap berbagi nilai-nilai politik konservatif saat melakukan kunjungan ke kampus.
Profil Charlie Kirk
Charlie James Kirk, nama lengkapnya, lahir di Chicago pada 14 Oktober 1993. Ayahnya adalah seorang arsitek dan ibunya seorang konselor kesehatan mental.
Mengutip laman Sky News, Charlie Kirk tertarik dalam dunia politik saat menjadi volunteer saat kampanye senat AS yang bernama Mark Kirk. Hal itu ia lakukan saat masih duduk di bangku SMA.
Saat duduk di bangku sekolah, ia sempat menjadi pemimpin protes siswa yang menentang kenaikan harga makanan di kafetaria sekolahnya.
Aktif Dirikan Advokasi Konservatif Sejak Usia 18
Pada usia 18, Charlie Kirk mendirikan Turning Point USA, sebuah kelompok advokasi konservatif nirlaba. Kelompok itu menjadi gerakan pemuda konservatif terbesar di negara itu.
Ia menjadi tokoh sentral dalam jaringan influencer pro-Trump, yang sering digambarkan sebagai wajah gerakan "Make America Great Again/MAGA".
Trump sering memuji Kirk karena berhasil membawa banyak pemilih muda dan pemilih kulit hitam ke pihaknya selama kampanye presiden 2024.
Charlie Kirk juga seorang kritikus tajam media arus utama dan terjun ke dalam pembahasan seputar budaya seputar ras, gender, dan imigrasi.
Ia memiliki gaya bicara yang provokatif sehingga bisa mendapatkan basis dukungan yang loyal sekaligus oposisi yang sengit.
Berteman dengan Anak Donald Trump
Charlie Kirk juga menjadi teman putra sulung Presiden Donald Trump. Keduanya pernah bepergian bersama ke Greenland pada bulan Januari.
Ia juga muncul sebagai pendukung awal Wakil Presiden JD Vance ketika Trump sedang memutuskan apakah senator tersebut akan menjadi calon wakil presidennya seperti mengutip Aljazeera.
Punya Podcast
Punya gaya bicara yang khas, Kirk memiliki podcast. Ia juga sering menjadi pembicara dan menulis buku. Salah satu buku terlarisnya adalah The MAGA Doctrine yang terbit pada 2020.
Kirk juga aktif di media sosial. Di media sosial, ia memiliki banyak pengikut dengan lebih dari 7,3 juta pengikut di TikTok, 7 juta di Instagram, 5 juta di X, dan 3,5 juta di YouTube. Ia kerap mengunggah postingan, menawarkan perspektif sayap kanan tentang berbagai isu.